Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Tambahan pada Rusia

Mula AkmalMula Akmal - Sabtu, 25 Februari 2023
Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Tambahan pada Rusia

Arsip - Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 21 Desember 2022. (Xinhua/Liu Jie)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Amerika Serikat pada Jumat menandai peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina dengan menjatuhkan sanksi pada sedikitnya 60 individu dan entitas Rusia, termasuk menteri, gubernur, pejabat tinggi, dan sejumlah perusahaan yang menjalankan program senjata nuklir.

"Satu tahun yang lalu hari ini, Rusia meluncurkan perang skala penuh yang brutal dan tidak beralasan ke Ukraina. Kami tetap berkomitmen untuk mendukung rakyat Ukraina," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melalui pernyataan tertulis.

Baca Juga:

PBB Gelar Sidang Darurat Hentikan Perang Rusia-Ukraina

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS itu, Blinken juga menyebutkan bahwa AS sedang meningkatkan upaya agar Kremlin --kantor Presiden Rusia Vladimir Putin-- mempertanggungjawabkan perang yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina.

"Sanksi ekonomi, kontrol ekspor, dan tarif yang diumumkan pekan ini, berkoordinasi dengan G7, menunjukkan bahwa kami akan terus bekerja sama dengan sekutu dan para mitra kami untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden Putin," kata Blinken.

Tekanan itu, ujar dia, ditujukan untuk membungkam kemampuan Putin mengobarkan perang serta untuk melemahkan kemampuan ekonomi Rusia dalam mendanai perang.

Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan beban pengeluaran Rusia, kata Blinken, Presiden Joe Biden pada Jumat mengumumkan kenaikan tarif tambahan untuk berbagai barang dari Rusia.

AS menaikkan tarif pada sebagian besar logam dan produk logam hingga 70 persen, serta pada produk-produk Rusia lainnya menjadi 35 persen.

Langkah-langkah itu dirancang untuk menargetkan komoditas utama Rusia yang menjadi sumber pendapatan bagi Kremlin, sekaligus mengurangi ketergantungan AS pada Rusia.

Departemen Luar Negeri AS juga memberlakukan sanksi terhadap sejumlah entitas dan individu yang berperan dalam aktivitas yang merusak perdamaian dan stabilitas AS dan sekutunya.

Sanksi juga mencakup entitas dan individu yang memfasilitasi pencurian biji-bijian di Ukraina, dan yang mengobarkan perang atau menduduki wilayah Ukraina atas nama Federasi Rusia.

Natalya Leonidivna Desyatova menjadi salah satu yang terkena sanksi karena dianggap bertanggung jawab atas tindakan pencurian.

Baca Juga:

Tiongkok Jawab Peringatan AS agar Beijing Hentikan Bantuan ke Rusia

Desyatova, yang ditunjuk Rusia sebagai Direktur Museum Seni Kherson di Ukraina, telah membiarkan sekitar 10.000 item dari koleksi museum tersebut dijarah pasukan Rusia, menurut pernyataan Deplu AS.


Visa

Deplu AS juga mengumumkan langkah-langkah untuk memberlakukan pembatasan visa pada 1.219 anggota militer Rusia akibat tindakan mereka yang mengancam atau melanggar kedaulatan, integritas wilayah, atau kemerdekaan Ukraina.

Sanksi tersebut menargetkan di antaranya beberapa pejabat militer Federasi Rusia, yakni Artyom Igorevich Gorodilov, Aleksey Sergeyevich Bulgakov, dan Aleksandr Aleksandrovich Vasilyev.

Gorodilov dikenai sanksi atas keterlibatannya dalam pelanggaran berat hak asasi manusia, yaitu extrajudicial killing atau pembunuhan di luar proses hukum.

Bulgakov dan Vasilyev juga diduga telah melakukan penyiksaan dan/atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat.

Dengan demikian, Gorodilov, Bulgakov, dan Vasilyev, serta anggota keluarga dekat mereka, tidak memenuhi syarat untuk masuk ke Amerika Serikat.

Berdasarkan sanksi-sanksi tersebut, setiap properti AS yang dimiliki oleh orang-orang yang terkena sanksi itu maupun yang dikendalikan atas nama mereka oleh warga negara AS akan diblokir.

"Ini menunjukkan persatuan kami untuk memastikan Rusia menanggung biaya perang brutalnya. Ukraina adalah simbol kebebasan bagi kita semua. Amerika Serikat akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan," ucap Blinken. (*)

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: PBB Beri Jokowi Misi Hentikan Perang Rusia-Ukraina

#Rusia #Amerika Serikat #Ukraina
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Jurnalis dan profesional komunikasi dengan pengalaman memimpin redaksi, menggarap strategi konten, dan menjembatani informasi publik lintas sektor. Saat ini menjabat sebagai Managing Editor di Merah Putih Media, dengan rekam jejak kontribusi di The Straits Times, Indozone, dan Koran Sindo, serta pengalaman strategis di Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan DPRD DKI Jakarta. Bagi saya, setiap berita adalah peluang untuk menghadirkan akurasi, relevansi, dan dampak nyata bagi pembaca.

Berita Terkait

Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding
Hakim menyebut langkah Trump sebagai kedok untuk serangan ideologis terhadap universitas top AS.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
  Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding
Dunia
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Putin menegaskan, akan mengenang pengorbanan pasukan Korea Utara yang dikerahkan untuk perang Moskow di Ukraina.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Dunia
Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah
Sejak Jumat lalu, ada sekitar 104.000 unggahan dengan tagar #Trumpdead di platform X milik Elon Musk, dengan total 35,3 juta tayangan.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Indonesia
Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia
Dubes RI untuk Amerika Serikat Dwisuryo Indroyono harus memastikan Indonesia mendapat untung dari kerja sama militer dengan Amerika.
Frengky Aruan - Selasa, 26 Agustus 2025
Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia
Indonesia
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Pihaknya tidak punya tanggung jawab apa pun atas semua konsekuensi yang akan dihadapi Satria di Indonesia.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Bagikan